Penyakit Tibi Di Malaysia - Penyakit tibi atau TB atau tuberculosis adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini pada awalnya
akan menyerang daerah paru – paru sebagai tempat pertama yang dikunjungi oleh
bakteri. Setelah sampai pada paru – paru, bakteri Mycobacterium Tuberculosis
akan mulai menyerang otak, jantung, tulang belakang, kelenjar limfa, kelenjar
adrenal dan juga usus manusia.
Penyebaran penyakit tibi melalui udara yang sudah tercemar
bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri tersebut berada di udara karena
penderita penyakit tibi bersin atau batuk sehingga mendorong bakteri untuk
keluar dari paru – paru penderita tibi. Penyakit akan menjangkit pada orang
yang menghirup udara tercemar bakteri yang mempunyai daya tahan tubuh rendah.
Jangan khawatir untuk orang yang mempunyai daya tahan tubuh tinggi.
Ada beberapa golongan orang yang beresiko tinggi untuk
terjangkit penyakit tibi. Yang pertama adalah anak – anak dan orang tua, kedua
adalah orang yang menderita penyakit yang menyebabnya berkurangnya daya tahan
tubuh seperti HIV, Diabetes, atau kanker, yang ketiga adalah orang yang
menggunakan obat steroid atau obat yang merendahkan fungsi daya tahan tubuh
seperti pasien yang baru saja menjalani operasi pemindahan organ dan yang
terakhir adalah orang yang sedang menjalani perawatan kemoterapi.
Malaysia adalah salah satu negara yang menangani dengan
serius tentang penyebaran penyakit tibi.
Dahulu penyakit tibi merupakan pembunuh nomor satu di Malaysia. Penyakit tibi
ini akhirnya dapat dihambat dengan adanya program vaksin yang merupakan
rancangan awal dari program melawan penyebaran penyakit tibi. Sampai saat ini,
penyakit tibi masih bertengger di jajaran sepuluh penyakit mematikan di
Malaysia.
Akhir – akhir ini penderita penyakit tibi mulai meningkat diMalaysia. Ada banyak factor penyebab munculnya kembali penyakit tibi, salah
satunya adalah masuknya imigran – imigran yang belum divaksin dari Negara asal
mereka. Selain itu, ternyata peningkatan jumlah penderita tibi juga meningkat
sejalan dengan penderita HIV di Malaysia.
Selain daripada itu, peningkatan
penderita penyakit tibi dikarenakan ketidak pedulian masyarakat terhadap
kesehatan diri, bahkan ada penderita penyakit tibi yang tidak meneruskan
pengobatannya. Padahal kalau rantai pengobatan penyakit tibi putus, penderita
harus mengulang dari awal. Akan sangat fatal jika dari putusnya rantai
pengobatan menyebabkan bakteri penyakit tibi menjadi kebal terhadap obat dan
harus menggunakan obat dengan dosis yang lebih keras.
Oleh karena itu, semua penderita penyakit tibi diharapkan
untuk menghabiskan masa berobat selama 6 bulan dengan tlaten dan disiplin.
Penderita juga diharapkan melakukan control setidaknya satu tahun setelah masa
pengobatan. Control terhadap penderita penyakit tibi adalah langkah pemantauan
pemerintah terhadap jumlah penderita tibi yang telah sembuh total.
Untuk lebih waspada, kita harus mengetahui gejala awal dari
penyakit tibi. Gejala awalnya adalah batuk lebih dari 3 minggu bahkan sampai
berdarah, nyeri dan kesulitan bernafas, demam berkepanjangan, berkurangnya
nafsu makan dan berat badan sampai 40 persen, yang terakhir sering berkeringat
berlebih pada malam hari tanpa melakukan kegiatan fisik sama sekali.
Ada gejala khusus penyakit tibi yang mulai menyerang otak
atau disebut juga penyakit tibi meningitis, gejala khusus tersebut adalah demam
yang tidak kunjung turun, sakit kepala yang teramat sangat sampai menyebabkan
muntah, terakhir perubahan sikap dan kebiasaan.
Penyakit tibi tidak dapat 100 persen dihindari dengan
obat – obatan. Dengan vaksin ketika masih anak – anak pun hanya 80% sukses
melindungi. Vaksin yang disebut juga dengan vaksin BCG hanya akan bertahan
selama 15 tahun pada tubuh kita, selain itu hanya daya tahan tubuh yang baik
akan menghindarkan kita dari penyakit tibi.